Kamis, 07 Juni 2012

Unggulan Vs (bukan) Unggulan

Ada kisah yang menarik yang bisa kita ambil hikmahnya dari sebuah penelitian yang membuktikan pengaruh persepsi unggulan dan tidak unggulan pada siswa dan pengajar. Kisah( saya mengatakan demikian karena tidak ada sumber valid yang bisa menjadi dasar) saya baca di buku Cacing dan Kotoran Kesayanganya Ajahn Brahm. Diceritakan, ada sebuah institusi pendidikan yang mengadakan sebuah penelitian tentang apakah persepsi kelas unggulan dan bukan unggulan berpengaruh pada kinerja guru dan pencapaian siswa. Penelitian tersebut bersifat eksperimental. Dua kelas dengan tingkat prestasi 1-30 di masing-masing kelas pada tahun ajaran sebelumnya, dicampur dan dijadikan 2 kelas kembali dengan rentangan prestasi yang sama rata, berkomposisi masing2 kelasnya dengan siswa yang berurutan prestasi 1-30. Namun, untuk kelas A, semua guru dan siswa diberitahukan bahwa kelas tersebut adalah kelas unggulan yang berisikan 30 siswa terbaik dari 2 kelas sebelumnya. Sedangkan Kelas B adalah kelas non unggulan yang terdiri dari 30 siswa berperingkat 31-60 berdasarkan pencapaian tahun sebelumnya. Dari pengamatan bisa dilihat bahwa siswa maupun guru bahkan orang tua siswa dari kelas A lebih antusias,percaya diri dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan di kelas B, menurut pengamatan, baik guru maupun siswa,juga orang tua siswa kurang antusias,bersemangat maupun percaya diri. Di akhir tahun ketika hasil tes diumumkan,seperti dugaan,kelas A mencapai hasil yang lebih memuaskan dari kelas B.
Hmmm,,kita bisa simpulkan,bahwa kekuatan persepsi orang lain dan cara pandang kita terhadap diri kita masing-masing berpengaruh besar pada pencapaian.So,,it would be better for us,teachers, to see our students in a positive perspective to motivate them achieving better and better..;)